top of page
Search

Smart

  • Writer: ibcshsstuco
    ibcshsstuco
  • Mar 26, 2021
  • 3 min read


Smart = Cerdas

Smart dalam bahasa Indonesia adalah cerdas, pintar, bijak, atau kadang bisa berarti tampan. Sementara itu dalam bahasa Inggris adalah clever, bright, intellegent, atau sharp. Smart atau cerdas, kata pertama dalam moto Sekolah Kristen Immanuel in menarik disimak. Kita sudah menghafalnya tetapi mungkin jarang memikirkan secara mendalam apa artinya di balik kata smart ini. Dalam tulisan ini, mari kita simak dan cermati arti dan dampaknya bagi kita sebagai anggota keluarga besar dari sekolah Kristen Immanuel Pontianak.

Smart selalu dikaitkan dengan seseorang yang berprestasi, juara kelas, hebat dalam berbagai bidang. Hal ini memang benar. Hanya saja, tidak selalu orang yang smart adalah orang yang beprestasi dalam hal akademik di sekolah. Warga SKI tentu banyak orang yang pintar dan hebat serta sudah tentu masuk dalam kategori smart. Namun ada juga yang kelompok smart yang spesifik. Orang-orang yang memiliki kelebihan tertentu. Misalnya saja, orang yang pandai olah raga. Dia smart dalam bidang olah raga. Ada yang smart di bidang seni. Ada juga yang smart di bidang mengajar. Ada yang smart dalam memimpin. Ada juga yang smart dalam menulis, berpidato, berdebat, membawakan acara, menyampaikan lelucon (stand up comedy).

Dengan kata lain, sebenarnya warga SKI semestinya semua orang yang kategori smart setelah berada dalam komunitas ini. Interaksi satu sama lain, baik guru, siswa, pimpinan sekolah, dan orang tua siswa semua adalah orang-orang yang semakin hari semakin smart. Bagaimana ini bisa terjadi? Tentu kata kuncinya adalah kegiatan belajar belajar membuat setiap warga SKI semakin smart.

Guru yang mengajar, sebelum mengajar mesti smart, mencari metode, pendekatan, cara penyampaian materi (teaching methods), cara berkomunikasi, cara mengatur siswa dalam kelas (class management), dan pengetahuan yang luas. Sebelum guru mengajar, dia sudah berjuang dengan susah payah, agar materi yang diajar jelas dan dapat dimengerti oleh siswa. Proses ini akan terus terjadi. Pada akhirnya proses ini menjadikan guru-guru kita semakin menguasai materi, mampu mengajar dengan baik. Di sinilah guru kita menjadi kategori smart.

Lalu bagaimana dengan Siswa? Demikian hal yang sama terjadi, guru menyampaikan materi, siswa berusaha mengerti. Kita yang menjadi siswa kadang kurang konsentrasi atau agak malas-malasan belajar, guru kita membuat banyak aturan main, akhirnya kita ikuti. Kita yang suka belajar semakin bertambah pengetahuan dan berusaha menggunakan dalam kehidupan kita. Kita yang mungkin disebut malas-malasan, karena ada teman-teman yang rajin, guru yang memaksa kita belajar, tanpa sadar suka atau tidak kita pun belajar. Terjadilah sebuah proses menuju smart. Ketika kita selesai belajar, tamat dari SKI, kita tentu memiliki satu hal yang membuat kita dikategorikan smart.

Ciri-ciri orang smart (menurut sebuah tulisan artikel di internet)[1] adalah berempati dan penuh kasih, rasa ingin tahu yang tinggi, pengamat, memiliki kontrol diri, memiliki ingatan yang bekerja dengan baik, mengenali batas kemampuan, dan dapat fleksibel dalam berbagai keadaan. Moto ini sebenarnya memacu kita untuk mempunya semangat belajar karena hanya dengan semangat belajar kita akan memiliki “smart”. Belajar tidak harus duduk dalam kelas. Di masa PJJ, kita belajar lebih luas, maka kita perlu belajar bagaimana cara belajar. Smart dalam cara belajar kita. Kita manfaatkan media internet dan informasi yang limpah ruah di hadapan kita, kita harus smart memilih, mengkategorikan, dan mengambil informasi-informasi ini agar menolong kita semakin mengerti subjek dari pembelajaran kita. Di situlah terjadi proses smart dalam diri kita. Pandemi covid-19 tidak menghambat kiata untuk terus belajar dan tidak menghambat kita semakin smart. Bisa jadi, kita akan lebih smart setelah melewati masa pandemi ini. Pengalaman kesulitan dan tantangan membuat kita semakin kreatif, berpikir lebih keras, bekerja lebih giat dan akhirnya kita bertahan dan berkembang.

Alkitab, dalam kitab Amsal mengatakan bahwa permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan (1:7). Untuk peroleh hikmat perolehlah pengetatahuan. Hai Anakku, ingat dan dengarkan ajaranku, pegang dengan erat, jangan melepaskannya (4). Orang yang smart dapat belajar dengan kreatif, dan dengan semangat belajar yang tinggi, maka akan semakin bertambah pengetahuan. Tetapi kita diingatkan, hal yang lebih penting adalah “hormat kepada Tuhan” yang memberikan hikmat.

Selamat menjadi semakin smart warga SKI. (Februari 2021 - Seniman)

[1] https://www.sehatq.com/artikel/tak-hanya-iq-tinggi-kenali-beberapa-ciri-ciri-orang-cerdas-berikut-ini

 
 
 

Comments


Post: Blog2_Post

©2020 by SMA K Immanuel Bilingual. Proudly created with Wix.com

bottom of page